Play: Epilogue

Kay melihat tangannya yang berada dalam genggaman Sam. Tangan kecil Kay yang sangat pas berlindung di balik tangan lebar milik Sam. Mereka berdua tengah duduk di taman yang terletak di pusat kota. Taman tersebut tidak terlalu ramai dikunjungi meskipun musim semi sudah mulai menyapa, mungkin karena mereka berkunjung di malam hari sehingga orang-orang lebih memilih bergelung dengan selimut mereka daripada harus keluar.

Sam dan Kay sedang duduk menikmati musik yang secara random diputar dari ponsel milik Sam. Beralaskan kain usang milik Kay, mereka berdua sudah menghabiskan sandwich yang dibeli dari toko roti terdekat dan beberapa kue kering yang dibawa oleh Kay. Dua kaleng soda dan satu botol air mineral masih tersisa namun mereka tidak ada niat untuk menghabiskannya. Sebuah kencan yang tidak direncanakan terjadi ketika Sam dengan tiba-tiba muncul di depan kantor Kay dan menjemputnya.

Mereka berdua sama-sama terdiam, menikmati keheningan yang diisi oleh alunan musik rendah dan suara beberapa kendaraan yang lewat di sekitar mereka. Sam mengencangkan genggamannya, seperti mencari kehangatan diantara tangan Kay. Hal-hal kecil yang membuat Kay otomatis memberikan senyuman terbaiknya pada Sam. Mereka sama-sama menikmati kehadiran satu sama lain dan sama-sama ingin momen seperti ini bisa berlangsung lama. Namun ketika sebuah lagu terputar tiba-tiba Sam berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya ke arah Kay.

“Kau tahu aku tidak bisa menari, Sam.” Tukas Kay.

“Ayolah, aku bisa menuntunmu.” Ucap Sam meyakinkan sehingga Kay menaruh tangannya diatas tangan Sam.

Dengan satu tarikan, Sam mengangkat tubuh Kay dan membawanya ke dalam pelukan. Sam menaruh sebelah tangan Kay di pundaknya lalu menggenggam sebelahnya lagi, sementara ia menaruh tangannya di pinggang Kay. Langkah demi langkah mereka ambil dan bisa dilihat betapa kakunya langkah Kay membuat mereka tertawa kecil. Sam benar-benar menuntun Kay dan membuat Kay mengikuti langkahnya dengan mudah. Mereka berdua menari mengikuti alunan lagu dan Sam ikut bernyanyi.

We are still kids, but we’re so in love

Fighting against all odds

I know we’ll be alright this time

Darling, just hold my hand

Be my girl, I’ll be your man

I see my future in your eyes

 

Baby, I’m dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

When I saw you in that dress, looking so beautiful

I don’t deserve this, darling, you look perfect tonight

 

Kay menatap kedua mata tajam milik Sam. Matanya memancarkan kebahagiaan, rasa hangat dan yang paling penting ialah rasa aman yang selalu Kay dapat temukan di dalamnya. Kay selalu menyukai kedua mata Sam meskipun orang lain takut dengan tatapan tajamnya. Kay menemukan berjuta-juta bintang di dalamnya, hal itu pula yang membuat Kay tidak ingin cepat-cepat berpaling.

Beberapa memori lewat dikepala Kay, membuatnya mau tidak mau mengingat beberapa waktu ke belakang. Satu tahun delapan bulan mereka bersama dan Kay selalu menganggap semua yang terjadi benar-benar luar biasa. Bagaimana mereka bertemu, bagaimana dengan naturalnya Sam masuk ke dalam kehidupan Kay, bagaimana Kay menjadi dirinya sendiri yang selalu ragu, bagaimana Sam selalu bisa meyakinkan mereka berdua, dan bagaimana mereka berdua bisa bertahan sampai sejauh ini.

Sebuah perasaan tiba-tiba mengetuk dada Kay untuk pertama kalinya. Mungkin sudah lama ia rasakan tetapi Kay baru menyadarinya saat ini. Sebuah perasaan yang mungkin pada awalnya hanya berbentuk kecambah dan kini telah tumbuh menjadi kebun bunga yang penuh warna.

Ed Sheeran sudah selesai menyanyikan ‘perfect’ miliknya dan musik telah berganti ke lagu pop lainnya namun mereka berdua masih berdiri dengan posisi yang sama. Saling menatap satu sama lain dan tersenyum, “Hey,” ucap Sam dengan nada jahilnya,

Hey, yourself.” Jawab Kay tak mau kalah, di kepalanya ia sedang menimbang-nimbang haruskah ia katakan apa yang terlintas dipikirannya tidak menyadari pergerakan Sam yang menipiskan jarak antara mereka berdua.

Sebuah kecupan mendarat di bibir Kay membuatnya sadar dan tersenyum sambil membalasnya. Lagi-lagi Sam membuatnya terjatuh, ia merasa ia jatuh terlalu dalam tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu karena Kay tahu bahwa Sam akan selalu ada untuk menangkapnya. Sam menarik diri dari Kay dan mendapatinya tengah tersenyum lebar.

“Sam,”

 

“Yeah?”

 

“I love you.”

 

 

 

Selene, 2018

p.s. it’s such a long journey:’) I made a playlist on spotify based on this series, here

Big thanks to everyone who read, like, and comments!

 

One thought on “Play: Epilogue

Leave a comment