Play: I Like Me Better

#track6

Damn, I like me better when I’m with you
I like me better when I’m with you
I knew from the first time, I’d stay for a long time ’cause
I like me better when
I like me better when I’m with you

 

Kay tidak terkejut ketika melihat Sam berada di daerah fakultasnya. Kay merasa yakin kalau Sam sengaja datang kesini berhubung fakultas sastra dan fakultas bisnis berada di dua arah yang berbeda. Setelah kejadian di arcade, Kay merasa bahwa ia dan Sam akan lebih sering bertemu. Terlebih ia tahu bahwa Sam memang secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya. Kay tahu bahwa sikap yang ia tunjukkan kemarin seolah-olah ia menyambut Sam untuk masuk ke dalam lingkaran tak kasat mata miliknya, memberikan kesempatan bagi Sam untuk lebih mengenalnya, untuk masuk ke dalam hidupnya, terlebih, ke dalam hatinya.

Namun jauh, jauh di lubuk hatinya ia masih ragu. Kay ragu dengan segala keputusan yang ia buat. Benarkah keputusannya memberikan Sam kesempatan. Benarkah keputusannya untuk lebih mempercayai Sam, menghiraukan semua rumor yang telah beredar tentang Sam dan bandmate nya. Kay menghela napas lelah. Terlepas dari itu, Kay tahu bahwa semuanya telah terjadi.

Continue reading “Play: I Like Me Better”

Play: Arcade

#track5

Because I’ve been thinking about that one time,
about one time, about that one time,
we went to the arcade,
to the arcade, to the arcade,
we stayed up late,

 

 

Tiga hari berlalu begitu cepat bagi Kay. Berada di rumah memang membuat Kay sedikit lebih rileks dan menikmati waktunya bersama kedua orang tuanya. Bagi Kay, berada di rumah merupakan waktu dimana ia memutuskan segala hubungan dengan kampus. Ia tidak akan membuka media sosial apapun, bahkan untuk membuka group chat teman-temannya pun tidak.

Kay akan bangun lebih siang, sengaja tidak dibangunkan mengetahui kalau putri kesayangannya lelah dengan rutinitas di kampus. Ia akan langsung disuruh untuk mandi lalu sarapan, dan setelahnya Kay akan membantu Ibunya untuk memasak, atau bersih-bersih rumah. Sesekali, Kay akan menyusul ayahnya ke kebun untuk membantu mencabuti rumput atau sekedar mengambil buah tomat yang sudah berwarna kemerahan untuk langsung dimakan.

Tiga hari merupakan waktu yang singkat sehingga seringnya Kay merasa tidak ingin kembali ke kota meskipun Ia harus. Disinilah dia sedang menunggu busnya, dengan sekantung penuh bekal dari ibunya. Meski berpuluh-puluh kali ia bilang tidak perlu, ibunya tetap memasakkan makanan kesukaannya untuk dibawa ke dorm.

Kay melihat-lihat ponselnya yang sudah tiga hari ini menjadi seonggok barang tidak berguna. Ia melihat beberapa pesan dari teman-temannya, kebanyakan Ana yang minta dibelikan makanan atau Le yang marah-marah karena Deb dan Ana terlalu berisik di ruang tengah. Beberapa pesan tentang tugas kemudian Kay menemukan satu pesan yang tidak biasa.

From: Sam (Fri, 19.48)

Where r u? why r u leaving so fast? Continue reading “Play: Arcade”

Play: Red Alert

#track4

Well look at here look at here ah what do we have?
Another pretty thing ready for me to grab
But little does she know that I’m a wolf in sheep’s clothing
‘Cause at the end of the night it is her I’ll be holding

 

Pergi untuk menghadiri kelas demi mengisi daftar kehadiran saat kau benar-benar malas untuk pergi ke kampus adalah hal yang sangat teramat menguras energi.

Itu pula hal yang Kay rasakan hari ini. Ia dapat merasakan bahwa kepalanya memerintahkan kakinya untuk berjalan menuju dorm. Kay melangkahkan – atau lebih tepatnya menyeret kakinya – dengan paksa karena sudah merasa tidak ada energi yang tersisa bahkan untuk melihat keadaan lingkungan dormnya. Ia hanya fokus membawa dirinya kembali dengan selamat sampai di dorm.

Kay membuka pintu dorm dengan wajah lesu dan masih menyeret kakinya. Hidungnya mencium aroma masakan yang menggiurkan membuat kepalanya secara otomatis memerintahkannya untuk langsung duduk di ruang makan.

Le yang baru saja keluar dari kamar mandi memasang wajah heran, “Kau bolos salah satu kelas tapi wajahmu lesu begitu.”

“Aku lapar banget, aku gak punya tenaga sama sekali.” Jawab Kay yang menaruh kepalanya di atas meja makan.

Continue reading “Play: Red Alert”

Play: Cold Americano & Strawberry Smoothies

#track 3

You pull my chair out and help me in

And you don’t know how nice that is

But I do

 

Ada saat-saat dimana Kay benar-benar malas pergi ke kampus. Pada masa itu ia akan bangun terlambat kemudian bersiap dengan lambat, berjalan ke kampus dengan super santai seperti kelas belum di mulai. Kalau beruntung, Kay masih bisa masuk ke dalam kelas karena professor belum datang atau juga terlambat masuk ke dalam kelas.

Namun kali ini Kay sedang tidak beruntung (atau mungkin sebenarnya beruntung) karena saat ia memegang handle pintu kelas, ia melihat wajah Le yang sudah duduk di barisan depan dan menggelengkan kepalanya pelan. Kay mengintip dari kaca yang ditempel di pintu dan melihat bahwa Professor tengah menerangkan sesuatu dengan bantuan proyektor.

Kay menghela napasnya kemudian segera berbalik, tidak jadi masuk kelas.

Ia melangkahkan kakinya menjauh dari kelas, bingung harus kemana lantas memutuskan untuk pergi ke perpustakan sebagai tempat pelarian sejenak. Kay tahu bahwa nanti jam 1 ia harus masuk kelas lagi sehingga ia tidak bisa langsung pulang ke dorm.

Continue reading “Play: Cold Americano & Strawberry Smoothies”

Play: Hide and Seek

#track 2

You claim it’s not in the cards

But fate is pulling you miles away

And out of reach from me

But you’re here in my heart

So who can stop me if I decide

That you’re my destiny?

 

 

It’s been a week, or more.

Kay mencoba menghindari Sam di kampus. Entah apa yang dipikirkan Kay sampai-sampai tiap kali a melihat gerombolan laki-laki dari jurusan bisnis administrasi ia langsung berbalik dan mengambil jalan memutar. Padahal kalau dipikir-pikir gedung jurusan Kay dan Sam cukup jauh tetapi entah mungkin karena Kay lebih peka dengan keadaan sekitarnya, atau lebih tepatnya dengan gerombolan jurusan bisnis.

Kay yang pada awalnya merasa lega karena hanya perlu menghindari gerombolan laki-laki ini menjadi semakin was-was ketika matanya menangkap sosok Sam sedang duduk di cafeteria jurusannya bersama dua orang lain yang Kay tidak ketahui siapa.

Continue reading “Play: Hide and Seek”